Jumat, 10 Juni 2011

Kisah Ikan Baracuda

Posted by In Little Angel at 23.38 0 comments
Seekor ikan Barracuda dimasukkan ke dalam sebuah akuarium berukuran sedang yang bagian tengahnya dipisahkan oleh sebuah kaca pembatas transparan.

Di sisi lain, ada banyak ikan kecil yang merupakan makanan kesukaan si Barracuda.

Ketika lapar, berkali-kali ikan Barracuda mencoba untuk memangsa ikan kecil tersebut, namun usahanya selalu sia-sia karena terbentur kaca pembatas transparan tadi.

Setelah berminggu-minggu mencoba & tetap tidak berhasil, si Barracuda menyerah dengan menerima kenyataan bahwa perburuan ikan kecil tersebut hanya mengakibatkan kesakitan pada hidung & mulutnya.

Setelah itu kaca pembatas transparan tadi diangkat. Apa yang terjadi ?

Si Barracuda tetap pada sisinya, tidak bergerak ke arah ikan kecil.

Rasa lapar mulai terasa hebat, akan tetapi si Barracuda sepertinya tidak berusaha sekali pun untuk memangsa ikan-ikan kecil tersebut lagi.

Akhirnya, ia pun mati kelaparan padahal makanan kesukaannya tepat berada di depan hidungnya.

Pesan cerita ini :
Pelajaran penting yg dapat disimpulkan & dapat kita ambil dari kisah Ikan Barracuda ini adalah bahwa: "Masa lalu kita tidak sama dengan masa yang akan datang"

Hellen Keller : "Ketika satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka. Tetapi kita seringkali mengamati pintu yang tertutup itu terlalu lama sehingga kita tidak melihat pintu lain yang terbuka”.

Korupsi ....

Posted by In Little Angel at 23.27 0 comments
Xiao Hongbo telah dihukum mati pekan lalu. Delapan orang pacarnya yang dibiayai dalam kehidupan mewah– mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37 tahun. Tidak ada yang bisa membantunya.

Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998 hingga 2001. Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan pacarnya.

Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan. Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran. Ketika dilantik menjadi perdana menteri pada 1998, Zhu dengan lantang mengatakan, ”Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika saya melakukan hal yang sama.”

Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dihukum penjara.

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan. Selama empat bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di luar tugas, dan kualitas di bawah standar.

Agaknya Zhu Rongji paham betul pepatah Cina: Bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera. Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300 milyar dolar AS.

Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi, karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadap korupsi diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri, dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina.
 
Apa yang dapat anda petik dari cerita diatas ?????????????????
 
Sumber = http://gemintang.com/kisah-sukses-motivasi-inspirasi/soal-korupsi-bangsa-ini-memerlukan-zhu/

Cerita Bijak dari Negeri Bambu

Posted by In Little Angel at 23.18 0 comments
 Pada jaman Tiongkok kuno, hiduplah seorang master Feng Shui.[1] Suatu hari ia melakukan sebuah perjalanan ke sebuah tempat yang terpencil. Setelah menaiki satu bukit ke bukit yang lain, dibawah terik matahari dan sulit mendapatkan air, ia benar-benar kecapekan dan kehausan.

Akhirnya ia dari kejauhan melihat sebuah bangunan yang hampir roboh dikelilingi tembok, dengan bergegas ia berlari ke bangunan tersebut dan mengetuk pintunya.

Setelah menunggu agak lama, seorang wanita tua membuka pintu. Langsung ia memohon sambil mengusap keringat yang bercucuran di keningnya karena tersengat matahari sepanjang hari, ”Nenek, bolehkah saya minta seteguk air untuk minum?” Wanita tua itu melihat wajah master Feng Shui yang penuh semangat, dan nadi leher yang tenggelam oleh panas matahari. “Tunggulah”, katanya, lalu ia membalikkan badannya, pergi perlahan meninggalkan Master Feng Shui itu tanpa mempersilahkan masuk.

Setengah hari telah berlalu, baru saja si Master Feng Shui itu telah hilang kesabarannya, wanita tua itu kembali dengan membawa semangkok air ditangannya. Segera saja Master Feng Shui itu meraih mangkok dari tangan nenek tua itu dan seketika hendak meneguk habis air dalam mangkok itu, namun ia menemukan beberapa sekam mengapung diatas air. Ia menjadi sangat marah, namun karena ia begitu haus, dengan enggan ia meniup sekam itu ke pinggir mangkok dan meminumnya dengan perlahan.

Ia berpikir: ”Orang tua ini sungguh sangat tidak ramah, dan juga pelit; ia bahkan tak memberiku semangkok air yang bersih. Biarlah, aku akan memberinya pelajaran…” Master Feng Shui memutuskan hatinya dengan bulat, dan berkata pada wanita tua itu: ”Nenek, terima kasih airnya, tetapi saya tak punya apapun untuk menggantinya. Saya adalah seorang master Feng Shui, bagaimana kalau saya memilihkan tempat pemakaman yang paling sesuai untuk nenek, sehingga dapat beristirahat dengan tenang bila kelak waktunya telah tiba.”

Wanita itu mengikuti master Feng Shui ke sebuah bukit yang terdekat, dan master itu mengeluarkan penunjuk arah Feng Shui nya. Setelah lama melakukan pengukuran dan pengamatan, akhirnya ia menggambar sebuah tanda silang di tanah dan berkata pada wanita tua itu,”Inilah tempat yang paling menguntungkan, nenek dapat beristirahat disini bila waktumu tiba.” “Bagus”, kata nenek menerima saran Master Feng Shui itu, dan berkata,”Anda sebaiknya lekas-lekas pergi sebentar lagi akan ada badai.”

Sepuluh tahun kemudian, si master Feng Shui itu melewati lagi tempat yang dulu ditunjuknya. Ia teringat wanita tua yang dulu ditemuinya serta tempat pemakaman yang ditunjuknya untuk wanita tua itu. Sebenarnya tempat yang dipilihkan dia merupakan sebuah tempat terlarang dan membawa sial. Dengan kata lain, ketika wanita tua itu dimakamkan disana, keluarga yang ditinggalkannya akan tertimpa malapetaka. Master Feng Shui itu telah sampai dilokasi pemakaman, dengan cepat ia mengenali batu nisan yang berdiri ditempat yang dulu ia pilihkan untuk pemakaman nenek tua itu.

Si Master Feng Shui itu melihat sekeliling dan mendapati bangunan rusak yang dulu dia lihat sudah tidak ada lagi disana, kemudian dia menuruni bukit itu, tempat yang dulu terpencil itu kini telah berubah menjadi sebuah kota kecil yang sibuk. Ia menuruni bukit dan mengetuk pintu rumah yang paling mewah dikota itu. Seorang anak muda membukakan pintu dengan hangat dan mempersilakannya masuk.

Master Feng Shui itu menanyakan bangunan yang telah rusak dan perihal nenek tua yang dulu ditemuinya. Pemuda itu dengan antusias bertanya:”Andakah master Feng Shui itu? Nenek meninggal sesaat anda pergi, dan mengatakan perihal anda sebelum meninggal. Dia bersikeras meminta untuk dikuburkan ditempat yang anda pilihkan, dia bilang karena anda telah memilihkan dengan susah payah.”

Pemuda itu membawakan semangkok air sambil berkata, ”Minumlah air ini dengan pelan-pelan, jangan meminumnya dengan tergesa-gesa, anda baru saja menempuh perjalanan jauh dibawah terik matahari. Itulah yang selalu nenek katakan. Saya berharap anda tidak marah seperti 10 tahun yang lalu ketika ia memberi anda air untuk diminum.

Nenek selalu menaruh beberapa butir sekam kedalam air setiap kali pengembara datang dan meminta air, agar orang tersebut tidak meminumnya dengan tergesa-gesa sehingga tidak membahayakan keselamatannya. Begitu mendengar perkataan ini, si Master Feng Shui ini hampir saja pingsan. Sungguh sangat disayangkan, sudah sangat terlambat untuk memperbaikinya.

Akan tetapi, melihat kehidupan keluarga ini demikian makmur, si Master Feng Shui ini tak habis pikir. Ia berkata pada dirinya sendiri,”Apakah aku telah melakukan kesalahan saat itu? Sungguh tidak mungkin.”

Dengan ditemani si pemuda itu, Master Feng Shui kembali mengunjungi lokasi pemakaman nenek tua itu. Ia mengeluarkan kompas Feng Shui nya, dan dengan cermat diukurnya berulang-ulang. “Mustahil, mustahil”, gumam Master Feng Shui itu yang semakin penasaran. Mungkinkah ini [2] “urat nadi naga” yang telah dia impikan selama bertahun-tahun? Pemuda itu lalu menceritakan peristiwa yang terjadi 10 tahun yang lalu. “Tak lama setelah anda pergi, tempat ini dihajar angin topan, hujan lebat terjadi selama 3 hari tanpa henti. Banjir bandang menghanyutkan semuanya termasuk bangunan yang rusak itu.”

“Ketika banjir telah surut, keluarga kami harus membangunnya mulai dari nol lagi. Seperti yang anda lihat, tempat asli dari bangunan tua itu sekarang telah berubah menjadi rumah yang paling menonjol. 10 tahun yang lalu, hanya ada beberapa rumah disini, sekarang tempat ini telah menjadi sebuah kota kecil yang indah, terimakasih untuk anda ….”

“Lama sebelum nenek saya meninggal, perlu dilakukan sesuatu untuk menemukan kembali lokasi yang telah anda pilihkan untuknya. Nenek bilang, keluarga kami akan menjadi sangat beruntung bila nenek dimakamkan dilokasi ini,” lanjut pemuda itu.

Sebenarnya perhitungan si Master Feng Shui ini sedikit pun tidak meleset, tempat dimana ia menggambar tanda silang benar-benar bukan tempat yang memberi keberuntungan. Akan tetapi, banjir telah merubah topografi disekitar tempat itu, dan merubahnya menjadi “urat nadi naga”.

Sebagaimana terdapat sebuah perkataan, ”Yang mendiami tanah penuh berkah adalah dia yang telah diberkahi dan begitu pula sebaliknya. Apa yang telah ditakdirkan untuk menjadi miliknya, maka dia akan mendapatkan apa yang patut dia dapatkan.
 
Catatan:
[1] Secara harfiah Feng Shui berarti “angin dan air”, dihitung berdasarkan bentuk dan ukuran dari topografi bumi, gunung, lembah dan aliran sungai, serta arah dan ketinggian yang tercipta oleh interaksi timbal balik kedua kekuatan alam ini. Ilmu perhitungan geografi bumi Tiongkok kuno ini telah berkembang menjadi ilmu praktik yang bercampur dengan kepercayaan mistis, astrologi, cerita-cerita rakyat serta pemahaman umum dalam mengatur penempatan dan orientasi ruang untuk mendapatkan keharmonisan dengan lingkungan sekitar.
[2] Urat Nadi Naga – menurut teori Feng Shui, garis energi yang terletak disisi rantai pegunungan disebut sebagai urat nadi naga, dan lokasi yang paling menguntungkan berada di akhir barisan pegunungan itu.

Kisah Ayah dan Burung Gagak

Posted by In Little Angel at 23.10 0 comments
 Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon berhampiran. Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak tersebut sambil bertanya, “Nak, apakah itu?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama.
Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, “Itu burung gagak ayah!”
Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan persoalan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, “BURUNG GAGAK!!”
Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, “Gagak lah ayah…….!!”
Agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya soal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.
“Ayah!!! Saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah bertanya hal tersebut dan saya juga sudah memberikan jawabannya. Apa lagi yang ayah mau dengar dari saya???? Itu burung gagak, burung ga ga gak ayah!” Kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Si ayah terus bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah buku harian lama.
“Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam buku harian itu”, pinta si ayah. Si anak membaca paragraf yang berikut.”
“Hari ini aku sedang melamun di halaman, karena saat ini anakku genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, “Ayah, apa itu?” Dan aku menjawab, “burung gagak”
Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayangku aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga.”
Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu.
Si ayah dengan perlahan bersuara, “Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah hilang sabar serta marah.
Jagalah hati kedua orang tuamu, hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil.

Kisah Tiga Orang Berjanggut

Posted by In Little Angel at 23.00 0 comments
 Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

     Wanita itu berkata, " Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, " Apakah suamimu sudah pulang ? " Wanita itu menjawab, " Belum, dia sedang keluar. " Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali ", kata pria itu.

     Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, " Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini. Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam".

     "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama ", kata pria itu hampir bersamaan. " Lho, kenapa ?" tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seorang pria itu berkata, " Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, " Sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu?"

     Wanita itu kembali masuk ke dalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminyapun merasa heran. " Ohho ... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan." Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, " Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen kebun kita."

     Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. " Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam ? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta." Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. " Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita."

     Wanita itu kembali keluar, dan bertanya kepada 3 pria itu. " Siapa diantara Anda yang bernama Cinta ? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini." Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho .. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan " Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga ?"
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. " Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemanapun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta." 

" Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."
 

In Little Angel Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting